Sunday, March 4, 2012

Asyiknya Bersepeda

Dear all,

Bercerita tentang sepeda, bagiku adalah sebuah hal yang menarik. Bagaimana tidak aku belajar di sini (belajar sendiri dan ikut les sepeda. Les sepeda? YA...ceritanya di edisi lain ya...), kemudian mulai sesekali menggowes di tengah keramaian dengan ditemani suami. Hingga kini, alhamdulillah, sudah berani sendiri...bahkan keasyikan...hehe

Emang apa sih enaknya bersepeda? setidaknya menurutku,
"Bersepeda itu menyenangkan dan menyehatkan"
"Bersepeda itu ga menyebabkan polusi udara"
"Bersepeda itu membuat kita lebih hemat waktu, hemat ongkos,..."
Dan alhamdulillahnya, di beberapadaerah di Belgia, kita dapat bersepeda dengan nyaman karena memang dibuat jalur khusus untuk pesepeda (fietspad). kalaupun tidak ada jalur khususnya, pengguna jalan raya cukup "menghargai" keberadaan para pejalan kaki dan pesepeda...^_^

Nah, beberapa waktu yang lalu, saya menemukan video ini nih...Silakan disimak ya...



ooo....begini cerita orang-orang yang memperjuangkan "kenyamanan" bersepeda di Belanda. Entahlah bagaimana ceritanya di Belgia, tapi yang jelas sekarang saya juga ikut "menikmati" kenyamanannya.
Semoga negeri tercintah bisa mengambil pelajaran juga... ^_^

Salam gowesss...

Sunday, February 19, 2012

Petualangan 34 jam menuju Belgia...(3)

 7 Nov 2008

Bismillah.. kali ini aku duduk di seat 9C. setelah kuamali, pesawat yang ini sedikit lebih kecil dari yang kemaren. kalo kemarin 1 baris ada 9 penumpang (3-3-3), yang ini "hanya" 7 penumpang (2-3-2).

aku duduk bersebelahan dengan seorang ibu yang berasal dari Thailand. saking susahnya ejaan namanya... aku sampai sulit menghafalnya. dalam komunikasi pun, kupanggil dia Mrs. kali ini "tetanggaku" agak pendiam. banyak tidur malah kalo boleh dibilang... sesekali aja kami ngobrol.

tepat pukul 13.40 si "burung besi" mulai mengepakkan sayapnya ke udara... meninggalkan bandara Abu Dhabi. Bismillahittawakkaltu 'alallah... eh ya, satu lagi hal yang kusuka dari Etihad. setiap mau melakukan perjalanan, dia mengajak seluruh penumpang untuk berdoa.. lewat layar-layar monitor yang ada tentunya. perjalananku kali ini ga terlalu mendebarkan.. karena pengalaman sebelumnya. tapi, tetep aja aku berusaha selalu membasahi lidahku dengan dzikir. agar aku selamat sampai tujuan. yang lebih mendebarkan adalah.. membayangkan saat-saat pertemuanku dengan suamiku tercinta di bandara nanti... he2

Alhamdulillah, perjalanan lancar dan pukul 17.45 pesawat mendarat di Bandara Brussel. Hi, Belgium I'm coming! eh ... lebih tepatnya Hi, my beloved husband, I'm coming!

aku berdoa agar saat pemeriksaan di bandara inilancar, ga ada masalah. karena kata suamiku, bisa "berabe" kalo sampe ada urusan dengan petugas keamanan atau kepolisian di sini. apalagi negara-negara Eropa dikenal agak Islamphobia. khusus Belgia, juga agak kurang welcome sama imigran muslim. Bismillah... toh pemilik hati para petugas itu juga Allah. aq minta aja sama Dia, agar dimudahkan urusanku ini. alhamdulillah... selesai pemeriksaan, aq langsung menuju tempat trolly dan melihat informasi tempat pengambilan bagasi. setelah menunggu... kopor bermotif kotak-kotak coklat bertuliskan namaku menghampiriku. yup, dengan cepat kuangkat dan kupindahkan ke atas trolly.

alhamdulillah.... dengan mendorong trolly berisi tas bawaanku, aku menuju pintu keluar. Aku langsung melepas pandangan kepada orang-orang yang ada di sana. kalau-kalau ada si ganteng yang kurindukan itu ada diantaranya. eih.., rasanya aku tak asing dengan dengan seseorang yang memakai jaket dan bercelana jeans biru. dia tersenyum padaku. ya, dia suamiku!

tak terungkap bahagiaku saat itu, saat-saat pertemuan yang kurindukan....akhirnya datang juga!

Alhamdulillahi robbil 'alamin

teriring do'a semoga Allah msenantiasa memberikan keberkahan akan kebersamaan kami, dan menjadikan keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah wadda'wah. amin

Petualangan 34 jam menuju Belgia...(2)

 6 Nov 2008

Alhamdulillah.. sampai juga aku di Abu Dhabi International Airport.

Hal pertama yang aku lakukan adalah... mengubah jarum jam tanganku, karena ada selisih waktu antara Jakarta dan Abu Dhabi. Jakarta lebih awal 3 jam. Biar ga lupa, pikirku. Apalagi aku masih akan melakukan perjalanan esok hari. Kalo sampai salah jam, kan bisa gawat... bisa ketinggalan pesawat donk.

Kesan yang tampak dari bandara ini adalah bandaranya kecil, tidak sebesar Bandara Soekarno Hatta. Aku berjalan berputar-putar eh sampai situ lagi. Tampak pula ada kehidupan karena banyak orang "berseliweran". Cukup rame. Banyak orang dengan wajah, warna kulit dan bahasa yang beranekaragam. Meski sebagian mereka menggunakan bahasa Arab. Tapi, tetep aja aku merasa asing disini (tapi emang skr jadi orang asing kan? he2). Ada juga sih yang berwajah Indo plus berbahasa Indonesia. Tapi sebagian besar mereka berkelompok. Sepertinya mereka adalah para "pahlawan devisa". Tapi dimana pun, ini masih di bumi Allah. terus saja aku berdzikir agar Allah selalu melindungiku.

Lokasi pertama yang kucari adalah toilet dan mushola. Biasanya sih... berdekatan lokasinya. berbekal papan penunjuk arah dan cerita dari Pigi, tetangga sebelahku di pesawat tadi... aku masih belum berhasil menemukannya. meski sudah naik turun lantai 1 dan 2 sebanyak 2 kali. Dengan sedikit keberanian dan berbekal Bahasa Inggrisku yang pas-pasan, aku bertanya pada petugas di Bandara. Alhamdulillah... eureka! ketemu!

Setelah berwudlu untuk persiapan sholat maghrib dan Isya, aku mencoba mengaktifkan hand phone-ku. Masya Allah.. ga bisa. Kupake telepon suami, "call ended" aja tulisan yang tampak di layar HP-ku. kugunakan untuk sms jg ga bisa. Ya Allah,... bagaimana aku bisa menghubungi suamiku?? aku dah berjanji tuk menghubunginya sesampainya di bandara. Aku ingin dia tidak terlalu khawatir dengan "kesendirian-ku". Jujur...aku agak panik. untuk meredakannya, aku memutuskan sholat dulu. Di penghujung sholatku.. aku bermohon pada Allah agar Ia mudahkan urusanku dan melindungi "petualangan"ku di Tanah Arab ini. karena aku akan berada di sini sampai jadwal penerbangan berikutnya. yah... sekitar 18 jam. ga singkat kan..?

Setelah selesai sholat, aku kembali mengutak-atik HP. saking khusyuk-nya mengutak-atik HP, aku sampai tidak tahu kalo ada beberapa cewek berwajah Indonesia yang masuk ke mushola. mungkin begitu melihat bungkus sim card- perdana Simpa**-ku, yang kuletakkan begitu saja di karpet, dia mendekatiku. "Assalamu'alaikum... dari Indonesia ya?" sapanya. Aku kaget. tapi sedetik kemudian, obrolan hangat pun terjadi antara kami. Setelah berkenalan ternyata mereka adalah mahasiswi Univ. Kairo. Subhanallah, mereka calon ustadzah di negeriku. Semoga tetep istiqomah.. do'aku. Ada juga seorang ibu, asli Padang, yang mau menjenguk anaknya yang studi di sini. Subhanallah.. aku senang sekali bisa berjumpa dengan saudari muslimah, dari tanah air tercinta pula. Sesaat aku bisa melupakan ke-panik-an ku.

Setelah selesai sholat, aku langsung ke lantai atas tuk mencari fasilitas internet gratis yang disediakan pihak bandara dan aku juga harus segera mendapat kepastian tentang "tempat peristirahatan" ku malam ini. Astaghfirullah... computer yang disediakan bandara lagi rusak semua. Padahal tidak kurang dari 10 buah computer ada di sana. Bagaimana nih? untuk mempersingkat waktu, aku langsung mencari Etihad office, barangkali aku bisa dapat informasi tentang tempat penginapan yang ada di Bandara. Setelah bertanya sana-sini, aku di arahkan untuk menuju sebuah loket informasi. Ya... dia cuma bisa Bahasa Arab. Begini nih kalau keahlian berbahasa asing terbatas, bahasa Inggris...bahasa Arab...:(( Komunikasi kami jadi agak terhambat, dia tidak mengerti maksudku..(atau ucapanku yang kurang jelas ya?). Akhirnya aku memutuskan untuk langsung mencari sendiri, berdasar informasi dari biro perjalanan waktu aku beli tiket kemarin. Aku tidak langsung mencari sesuai cerita dari Pigi, karena khawatir tempat-tempat yang diceritain dia sudah pindah/berubah. Karena terakhir dia ke siniadalah beebrapa waktu yang lalu. Tapi syukurlah, ternyata semuanya tidak terlalu banyak perubahan. Dari tanya sana-sini akau dapat info kalo hotel harus booking beberapa hari sebelumnya. tapi ada Lounge dengan biaya yang cukup terjangkau dan bisa booking langsung. Tanpa pikir panjang, aku langsung menuju Al Dana Lounge di lantai 1. tapi, kembali aku gagal... sabar. Ya Allah beri aku kesabaran dan tunjukkan aku jalan keluar Ya Allah Ya Wakiil. Lounge ini hanya untuk kelas eksekutif dan bisnis. resepsionisnya mengarahkanku tuk ke Al Ghazal Lounge di lantai 2, di sana economy class bisa. Langsung saja aku mempercepat langkah menuju lantai 2 dan kembali berharap... aku bisa mendapat tempat beristirahat. Sesampainya di Al Ghazal Lounge, aku mendapatkan informasi bahwa Lounge ini penuh. langsung saja ke atas, ke Transit Hotel. lho.. kok hotel? tapi, kemudian dia menjelaskan bahwa ada Lounge-nya juga. dengan memperkuat doaku, aku menuju tempat yang diarahkannya. Alhamdulillah.. ternyata ga jauh. aku langsung disambut hangat dengan resepsionisnya. setelah mengorek informasi darinya, aku memutuskan untuk beristirahat di sini untuk 2 x 4 jam dengan biaya 5 dirham / USD 28 per 4 jam. alhamdulillah... aq check in mulai jam 23.00. setelah membayar biayanya, aku langsung menuju Business room, tempat untuk internet-an. yah.. skali lagi harus bersabar. karena 2 komputer sedang dipakai dan yang satunya rusak.

Ya Alah.. aku hanya mau memberi kabar pada suamiku bahwa aku baik-baik saja. aku ga mau dia mengkhawatirkan keadaanku.... Ya aku yakin Allah Maha Mendengar.
Alhamdulillah, setelah menunggu sekitar 10 menit, salah seorang pengguna internet itu menyudahi "perburuan"nya di dunia maya. Langsung saja aku mengirimkan email pada suamiku.. maunya sich chat, tapi dia gak OL. aku juga memberi kabar pada Mas Roni, kakak tertuaku. akhirnya.. aku bisa tersenyum lega.

Kemudian aku menikmati jamuan di Lounge. menu Eropa, aneka salad, buah, aneka roti dan toppingnya, minuman ringan, minuman hangat.... jauh dari bayanganku.. aku mengira, di Tanah Arab ini akan banyak kutemukan berbagai olahan daging dan panganan berbumbu rempah-rempah yang komplit, seperti kesenangan orang Arab di kota Malang. Alhamdulillah... bisa untuk menegakkan kembali otot-otot punggung yang mulai lelah, setelah memanggul tas, yang beratnya lebih dari 6 kilo mungkin, kesana-kemari.

masya Allah... aku hampir tertidur saat seorang petugas hotel yang cantik menghampiriku. dia menawarkanku untuk menggunakan fasilitas rest room agar bisa istirahat dengan tenang. karena di ruangan Lounge ini cukup banyak orang, kayak lobby hotel aja. aku mengiyakan, setelah mendapat kepastian bahwa aku tidak perlu menambah biaya lagi. Rest room ini kurang privacy, tapi lumayan tenang dan bisa untuk meluruskan kaki. aman sih katanya.. aku tetep berdoa moga ga ada apa-apa.

meski ga bisa tidur sepulas tidur di kamar sendiri, aku merasa tubuhku cukup fresh saat kulirik jam tanganku menunjukkan pukul 04.30. waktu subuh jam berapa ya? bergegas aku menuju resepsionis dan menanyakan hal itu. saat itu suasana Lounge sepi.. beda jauh dengan kondisi tadi malam yang ramai. hanya tambak beberapa petugas hotel yang berjaga. Subuh masih 38 menit lagi...

aku bergegas menuju mushola yang letaknya juga tak jauh dari rest room, tempatku beristirahat semalam. sambil menunggu waktu sholat, kubaca beberapa lembar ayat-ayat Al Qur'an sambil sesekali mengucap syukur... aku telah bisa melalui malam ini dengan selamat. Alhamdulillah...

setelah itu, aku menitipkan tas-ku di loker yang disediakan Lounge. lalu aku kembali memanfaatkan internet yang masih belum ada peminatnya. Alhamdulillah aku mendapat email balasan dari suamiku. bahkan ia memintaku tuk OL pukul 08.30, yang berarti pukul 05.30 waktu Belgia.

aku cukup bisa menikmati pelayanan di Lounge ini, menu Eropanya, tempat istirahatnya, dan business room-nya , sampai-sampai aku memperpanjang kontrak sewa Lounge ini 4 jam lagi.

tepat pukul 11.00 aku meninggalkan Lounge dan menuju mushola. Wow.. musholanya penuh. ada apa ya? padahal aku masih harus menunggu 2 jam, atau setidaknya sampai sholat dhuhur. Mushola yang tidak terlalu besar ini dipenuhi puluhan calon jamah haji dari Bangladesh. sebagian besar dari mereka sudah berumur di atas 50 tahun, perkiraanku. dan mereka ga bisa bahasa Inggris. ketika aku minta ijin untuk tinggal di mushola sampai sholat dhuhur, mereka manggut-manggut aja. senyum-senyum. dari cara mereka berbicara, aku yakin mereka ga berkeberatan. mereka sesekali  mengajakku berbicara, tapi aku juga melakukan hal yang sama. aku tidak mengerti bahasa mereka. aku hanya senyum dan mencoba mengira-ngira maksud mereka dengan bahasa tubuh. Subhanallah... Maha Suci Allah yang menciptakan manusia berbeda-beda bangsa untuk saling megenal.

jam 12.30 aku ke lantai atas. tepatnya Gate 3, tempat check in untuk penerbangan EY 055.
bismillah.. sebentar lagi aku akan melakukan penerbangan kedua. Abu Dhabi- Brussel. tetep dengan penerbangan yang sama Etihad Airways.

Illal liqa al mathoor Abu Dhabi!

Petualangan 34 jam menuju Belgia...(1)

sekedar reposting dari rumah lama ^__^

Alhamdulillah, penantian berbulan-bulan ini berujung indah.
Penantian untuk bisa hidup bersama dengan suami tercinta 
yang sedang menuntut ilmu di sebuah negera kecil di Eropa, BELGIA.
Segala upaya lahir batin, segenap pengorbanan "perasaan" dan rupiah,  juga do'a,
terjawab SUDAH.
Akhirnya, 32 jam setelah lepas landas di Bandara Soekarno Hatta - Jakarta, 
aku sampai di Brussels Airport - Belgium. 
32 jam? Ya...16 jam di angkasa dan 18 jam transit di Bandara Abu Dhabi.

6 Nov 2008

Alhamdulillah...setelah menunggu selama beberapa bulan, akhirnya Allah mengijinkanku tuk menyusul suami tercinta. Tepatnya setelah aku menerima visa dari Kedutaan Belgia, tgl 24 Oktober 2008 yang lalu. The Dream Comes True. Bismillah, aku yang belum pernah melakukan perjalanan jauh sendirian, memberanikan diri tuk melakukannya. mungkin inilah salah satu bukti kekuatan cinta... selain itu, aku yakin bahwa aku tak  sendiri ada Allah yang selalu melindungiku dan ada pula orang-orang terkasih (suami, orang tua, saudara...) yang selalu mendoakan keselamatanku.

Hari ini, Kamis, 6 Nov 2008, aku dah berada di Bandara Soekarno Hatta tepat pukul 10.00, bersama Ummi, mas Roni, mas Rudi dan Mbak Yuni. sebentar lagi aku akan meninggalkan mereka... "I'll go alone, without them", pikirku. "but, my husband is waiting for me in Belgium" hiburku segera agar rasa "kesendirian" ini tidak terlalu menyiksa.

Alhamdulillah proses check in lancar.. meski pada awalnya aku khawatir harus "bongkar muatan", karena kayaknya koperku full. Habiss.. buuuerat. yup setelah ditimbang.. 25 kg. koperku dapat "kalung" bertuliskan Heavy!

Setelah menjalani pemeriksaan di Bagian Imigrasi, aku duduk di ruang tunggu. di situ aku berkenalan dengan seorang ibu yang berjalan sendirian sambil mendorong kereta bayinya. Mbak Tini, namanya. Ia akan menyusul suaminya yang bekerja di Qatar. Alhamdulillah aku dapet temen, setidaknya di pesawat nanti ada temen ngobrol. eit, oh iya..belum tentu seat kami berdekatan. tapi ga pa pa.. ada temen ngobrol selama di ruang tunggu.

Setelah melalui tidak kurang dari 6 kali pemeriksaan di Bandara, aku akhirnya dipersilakan menuju "si burung besi" dan mencari seat 17 C, seperti yang tertera di tiketku. tepat pukul 15.20 WIB... Bismillahittawakkaltu 'alallah... pesawat Etihad lepas landas. Good bye Jakarta - Good bye Indonesia.

Aku berusaha menikmati perjalanan ini dengan memperbanyak dzikir, seperti yang dipesankan orang-orang terdekatku agar selamat... Sepi, sendirian, ga ada teman karena ternyata seat Mbak Tini agak jauh dariku. Alhamdulillah kesendirianku ga berlangsung lama. Aku dapet temen ngobrol. Pigi namanya, dari Jakarta. Ia bersama pacarnya. mereka duduk bersebelahan denganku. Dia orangnya rame. Pacarnya yang bule itu dari Irlandia. Dia mengajar di EF Tebet-Jkt. Rupanya, mereka mau berlibur ke London. Wah anak orang kaya rupanya. Dari dia aku dapat banyak info tentang prosedur transit dan gambaran Bandara Abu Dhabi. Dia banyak tahu karena dah beberapa kali "mampir" ke sana. Subhanalloh, ini bukti betapa Allah Maha Menolong. Setelah upaya browsing info kemarin-kemarin tentang ini kurang sukses, Allah "mengirimkan" dia untuk menjelaskan info-info itu. Serasa aku dibawanya ke sana, berkeliling dan dia berjalan mengiriku sambil bertingkah layaknya seorang guide yang menjelaskan tentang seluk-beluk bandara. dari lokasi kamar mandi, mushola sampai lounge yang bisa kusewa, diceritakannya dengan detail. Alhamdulillah, rasa percaya diri dan berani pun semakin tumbuh subur di dadaku, dan terus kupupuk dengan tawakkal pada-Nya.

Alhamdulillah, pelayanan para pramugari Etihad cukup memuaskan. aku jadi merasa nyaman. aku cukup bisa menikmati perjalanan ,yang memakan waktu sekitar 8 jam ini, dengan sesekali nonton film, mendengarkan murottal, dan makan. Tiap penumpang diberikan fasilitas berupa ada layar monitor plus remote controlnya, tuk memilih program. Mau nonton film, main games, mendengarkan lagu, mendengarkan murottal, atau melihat peta penerbangan. Komplit deh pokoknya, setidaknya itu menurutku yang kali pertama melakukan penerbangan internasional. Untuk menu makanan pun, kita juga bisa memilih di antara menu yang disediakan. Dan yang terpenting, semuanya dijamin halal. Sesekali aku juga istirahat dan ngobrol dengan "tetangga" sebelahku.

Perjalanan panjang Jakarta - Abu Dhabi yang semestinya membuatku lelah, pegal, dan bosan, tidak terlalu kurasakan. Alhamdulillah.. kebahagiaan yang membuncah dalam dada menutupi itu semua. karena insya Allah aku akan segera bertemu dengan suami tercinta. Setelah setahun lebih berpisah alias LDR begitu lah.
Sebenarnya sih, empat bulan yang lalu suamiku pulang ke Indo. Pulang untuk menjemputku. Namun, takdir berkata lain, permohonan visaku belum di approve. Akhirnya, dia harus kembali, meski tanpa aku di sisinya. Nyaris give up tidak membuatku putus asa untuk terus berikhtiar semampunya dan berdo'a. Dan, Alhamdulillah kini Allah mengabulkannya.

Maha Suci Allah yang telah menyatukan hati kami dalam ikatan cinta karena-Nya.

Pesawat yang kutumpangi sampai di Bandara Abu Dhabi sdikit lebih awal dari jadwal yang ada. Tepat pukul 19.40 waktu UEA kami mendarat. Ath thooiroh tahbithu fil mathoor...

Saat kulihat landasan pesawat di bandara ini dari jendela samping tempat dudukku, tampak lampu-lampu yang gemerlapan... seolah mereka berucap padaku "Ahlan wa sahlan Elly, fil mathoor Abu Dhabi."

"Ahlan bik", jawabku.

Saturday, February 11, 2012

Groetjes uit Belgie



Dear all,

Di blog ini nantinya saya ingin berbagi sedikit pengetahuan, mencoba "merekam" atau mengingat-ingat pengalaman dan jejak langkah, serta menuliskan apa yang kami lihat dan rasakan setidaknya sekitar tiga tahun belakangan ketika kami diperkenankan oleh Allah untuk tinggal di perantauan, di sebuah negara kecil di tengah-tengah Eropa, yakni di Belgia.

Okay, semoga bermanfaat...

Leuven,
12 Februari 2012