Sunday, February 19, 2012

Petualangan 34 jam menuju Belgia...(1)

sekedar reposting dari rumah lama ^__^

Alhamdulillah, penantian berbulan-bulan ini berujung indah.
Penantian untuk bisa hidup bersama dengan suami tercinta 
yang sedang menuntut ilmu di sebuah negera kecil di Eropa, BELGIA.
Segala upaya lahir batin, segenap pengorbanan "perasaan" dan rupiah,  juga do'a,
terjawab SUDAH.
Akhirnya, 32 jam setelah lepas landas di Bandara Soekarno Hatta - Jakarta, 
aku sampai di Brussels Airport - Belgium. 
32 jam? Ya...16 jam di angkasa dan 18 jam transit di Bandara Abu Dhabi.

6 Nov 2008

Alhamdulillah...setelah menunggu selama beberapa bulan, akhirnya Allah mengijinkanku tuk menyusul suami tercinta. Tepatnya setelah aku menerima visa dari Kedutaan Belgia, tgl 24 Oktober 2008 yang lalu. The Dream Comes True. Bismillah, aku yang belum pernah melakukan perjalanan jauh sendirian, memberanikan diri tuk melakukannya. mungkin inilah salah satu bukti kekuatan cinta... selain itu, aku yakin bahwa aku tak  sendiri ada Allah yang selalu melindungiku dan ada pula orang-orang terkasih (suami, orang tua, saudara...) yang selalu mendoakan keselamatanku.

Hari ini, Kamis, 6 Nov 2008, aku dah berada di Bandara Soekarno Hatta tepat pukul 10.00, bersama Ummi, mas Roni, mas Rudi dan Mbak Yuni. sebentar lagi aku akan meninggalkan mereka... "I'll go alone, without them", pikirku. "but, my husband is waiting for me in Belgium" hiburku segera agar rasa "kesendirian" ini tidak terlalu menyiksa.

Alhamdulillah proses check in lancar.. meski pada awalnya aku khawatir harus "bongkar muatan", karena kayaknya koperku full. Habiss.. buuuerat. yup setelah ditimbang.. 25 kg. koperku dapat "kalung" bertuliskan Heavy!

Setelah menjalani pemeriksaan di Bagian Imigrasi, aku duduk di ruang tunggu. di situ aku berkenalan dengan seorang ibu yang berjalan sendirian sambil mendorong kereta bayinya. Mbak Tini, namanya. Ia akan menyusul suaminya yang bekerja di Qatar. Alhamdulillah aku dapet temen, setidaknya di pesawat nanti ada temen ngobrol. eit, oh iya..belum tentu seat kami berdekatan. tapi ga pa pa.. ada temen ngobrol selama di ruang tunggu.

Setelah melalui tidak kurang dari 6 kali pemeriksaan di Bandara, aku akhirnya dipersilakan menuju "si burung besi" dan mencari seat 17 C, seperti yang tertera di tiketku. tepat pukul 15.20 WIB... Bismillahittawakkaltu 'alallah... pesawat Etihad lepas landas. Good bye Jakarta - Good bye Indonesia.

Aku berusaha menikmati perjalanan ini dengan memperbanyak dzikir, seperti yang dipesankan orang-orang terdekatku agar selamat... Sepi, sendirian, ga ada teman karena ternyata seat Mbak Tini agak jauh dariku. Alhamdulillah kesendirianku ga berlangsung lama. Aku dapet temen ngobrol. Pigi namanya, dari Jakarta. Ia bersama pacarnya. mereka duduk bersebelahan denganku. Dia orangnya rame. Pacarnya yang bule itu dari Irlandia. Dia mengajar di EF Tebet-Jkt. Rupanya, mereka mau berlibur ke London. Wah anak orang kaya rupanya. Dari dia aku dapat banyak info tentang prosedur transit dan gambaran Bandara Abu Dhabi. Dia banyak tahu karena dah beberapa kali "mampir" ke sana. Subhanalloh, ini bukti betapa Allah Maha Menolong. Setelah upaya browsing info kemarin-kemarin tentang ini kurang sukses, Allah "mengirimkan" dia untuk menjelaskan info-info itu. Serasa aku dibawanya ke sana, berkeliling dan dia berjalan mengiriku sambil bertingkah layaknya seorang guide yang menjelaskan tentang seluk-beluk bandara. dari lokasi kamar mandi, mushola sampai lounge yang bisa kusewa, diceritakannya dengan detail. Alhamdulillah, rasa percaya diri dan berani pun semakin tumbuh subur di dadaku, dan terus kupupuk dengan tawakkal pada-Nya.

Alhamdulillah, pelayanan para pramugari Etihad cukup memuaskan. aku jadi merasa nyaman. aku cukup bisa menikmati perjalanan ,yang memakan waktu sekitar 8 jam ini, dengan sesekali nonton film, mendengarkan murottal, dan makan. Tiap penumpang diberikan fasilitas berupa ada layar monitor plus remote controlnya, tuk memilih program. Mau nonton film, main games, mendengarkan lagu, mendengarkan murottal, atau melihat peta penerbangan. Komplit deh pokoknya, setidaknya itu menurutku yang kali pertama melakukan penerbangan internasional. Untuk menu makanan pun, kita juga bisa memilih di antara menu yang disediakan. Dan yang terpenting, semuanya dijamin halal. Sesekali aku juga istirahat dan ngobrol dengan "tetangga" sebelahku.

Perjalanan panjang Jakarta - Abu Dhabi yang semestinya membuatku lelah, pegal, dan bosan, tidak terlalu kurasakan. Alhamdulillah.. kebahagiaan yang membuncah dalam dada menutupi itu semua. karena insya Allah aku akan segera bertemu dengan suami tercinta. Setelah setahun lebih berpisah alias LDR begitu lah.
Sebenarnya sih, empat bulan yang lalu suamiku pulang ke Indo. Pulang untuk menjemputku. Namun, takdir berkata lain, permohonan visaku belum di approve. Akhirnya, dia harus kembali, meski tanpa aku di sisinya. Nyaris give up tidak membuatku putus asa untuk terus berikhtiar semampunya dan berdo'a. Dan, Alhamdulillah kini Allah mengabulkannya.

Maha Suci Allah yang telah menyatukan hati kami dalam ikatan cinta karena-Nya.

Pesawat yang kutumpangi sampai di Bandara Abu Dhabi sdikit lebih awal dari jadwal yang ada. Tepat pukul 19.40 waktu UEA kami mendarat. Ath thooiroh tahbithu fil mathoor...

Saat kulihat landasan pesawat di bandara ini dari jendela samping tempat dudukku, tampak lampu-lampu yang gemerlapan... seolah mereka berucap padaku "Ahlan wa sahlan Elly, fil mathoor Abu Dhabi."

"Ahlan bik", jawabku.

No comments:

Post a Comment